Bulan April, bulan pemilu. Kenapa? karena pada tanggal 9 nanti kita-kita warga negara indonesia tercinta akan menghadapi pemilu, pemilihan umum, memilih secara umum atau umum memilih *halah*. Yang katanya sih wadah bagi kita-kita ini untuk menyalurkan aspirasi memilih orang-orang yang akan mewakili kita di dpr. Entah mewakili dalam hal apa saya sendiri kurang jelas.

Lantas mau milih apa? wah itu rahasia, azas pemilu kan luber jurdil, langsung umum bebas rahasia jujur dan adil. Eh masih yang itu to ya? saya sendiri kurang update untuk masalah-masalah seperti ini jadi ya maaf kalau sudah ganti 😀

Kalau luber nya sepertinya okelah, tapi kalau jujur nya gak tahu. Jujur itu gak bohong kan? gak curang kan? lantas kalau bagi-bagi duit saat kampanye itu termasuk curang gak? asal bacot janji kanan kiri itu termasuk jujur kah? gak tahu juga, karena pengalaman selama ini siapapun yang akhirnya terpilih jadi wakil rakyat seperti gak ada berita nya di lingkungan yang memilih dulu.

Misal, penulis kan pemilu yang sebelumnya di dapil tempel, sleman. Yang kepilih dari situ siapa aja penulis gak tahu apalagi bagaimana kerjanya, lebih gak tahu lagi. Maklum lah kurang update. Tapi apa ya kita-kita warga kecil gini yang harus datang ke kantor dprd sleman kemudian nanya-nanya wakil dari dapil tempel siapa sih? terus kerjanya apa sih? begitu? kayak gak ada kerjaan lain aja, kita yang memilih harusnya mereka-mereka yang terpilih itu yang kembali bekerja untuk kita. Gak usah datengin door to door lah, cukup perwakilan satu atau dua orang datang lah ke arisan-arisan RT :))

Jadi golput nih? gak tahu juga. Lagian juga pemilu kan rahasia jadi yang mending diem-diem aja. Gak perlu di sebarkan mau milih apa, masih menimbang nimbang beberapa hal sebelum mengambil keputusan.

Satu hal yang pasti, kalau penulis gak suka sama partai yang rusuh atau berisik waktu kampanye. Denger-denger kabar sih pas hari apa itu ada yang kampanye nya rusuh, udah suara knalpot motor berisik plus ada oknum yang mukuli orang. Gak tahu lah itu niat kampanye apa mau niat show off kekuatan/kepremanan. Jadi kapan pada nuntut pembubaran partai yang rusuh dan berisik itu?

Satu hal lagi, sampahnya itu lo, pada masang baliho spanduk dll di pinggir-pinggir jalan, yang berisi foto dan kadang tulisan-tulisan gak jelas. Ada tulisan “Wonge dewe” dalam hati “kowe ki sopo kenal we ora”. “Siap bekerja
untuk rakyat” ya siap doang, akupun siap. Banyak lah lucu-lucunya kalau dipikir, tapi mending jangan dipikir lah, mending mikir #sandangpangan untuk keluarga, lebih jelas pahalanya.

Jadi pengen tahu partai mana yang mau bersih-bersih sampah visual itu. Kalau ada, simpati penulis ada pada partai tersebut, meski belum tentu dipilih ya :))

*Pagi-pagi dah mikir pemilu, koding cah :))*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.